Mungkin disinilah memang titikku untuk jatuh, titik dimana aku sudah tidak lagi berharga dan hanya bisa membuat orang lain kecewa, termasuk kedua orang tuaku. Bukan hanya orang lain, bahkan diriku sendiri merasa kecewa atas apa yang tengah terjadi.
Menyesal.. hanya itulah yang mampu kurasakan saat ini, sebuah perasaan yang pasti muncul ketika kita menginginkan waktu untuk berputar kembali. Sayangnya, waktu terus bergerak maju. Tak ada waktu untuk kembali mengulang kejadian lalu dan memperbaikinya.
Aku masih mampu memperlihatkan senyum, canda, dan tawaku di depan semua orang. Aku hanya tidak ingin seorangpun tau atas apa yang aku alami saat ini. Aku tau jika masalah ini tidak mungkin ku simpan sendiri, aku yakin itu.
Tapi kamu dimana? Bukankah ini tanggungan kita bersama? Apakah hanya sampai disini saja? Haruskah hanya saya yang mempertanggungjawabkannya?
Jika memang iya, silahkan kau pergi. Tak akan sekalipun ku panggil kau untuk kembali. Tak ku sayangkan keputusanmu untuk pergi, aku hanya memikirkan jika kamu adalah seorang makhluk yang tak bisa dipercaya, semudah itu kau dusta. Memang luka ini bukanlah sebuah luka ringan yang hanya sehari-2 hari akan sembuh dan hilang. Aku yakin Tuhan tau jika hambanya membutuhkan pertolongan, aku yakin Tuhan menyiapkan solusi terbaik untukku disini, tanpa harus terpuruk jatuh saat kau pergi.
Aku memang menangis saat kau pergi, dan aku tak menutupi itu, memang sakit rasanya saat kau pergi terutama saat kondisi diri ini seperti ini.
Ya Allah, jika memang ini caramu untuk menguji keimananku, aku Ikhlas.. Peluklah aku agar selalu dalam rengkuhan Ridha-Mu..