Kamis, 27 Desember 2012

Stratifikasi Sosial


BAB II
DESKRIPSI TENTANG STRATIFIKASI SOSIAL
DI MASYARAKAT

A. DEFINISI STRATIFIKASI SOSIAL
1. PITIRIM A. SOROKIN
Stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
2. Drs. ROBERT M.Z. LAWANG
Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise. Contohnya pelapisan dalam siistem kasta.
3. MAX WEBER
Stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise
4. ASTRIED S. SUSANTO
Stratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakatnya. Contoh pelapisan sosial berdasarkan bidang pekerjaan menurut keahlian, kecakapan, dan keterampilan, seperti pada sebuah perusahaan terdapat golongan elite, profesional, semi profesional, tenaga terampil, tenaga semi terampil, dan tenaga tidak terlatih.
5. BRUCE J. JOHEN
Stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai. Contohnya pelapisan sosial berdasarkan tingkat pendidikannya.
6. WIKIPEDIA
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
7. JAMES W. VANDER ZANDEN
Social stratification is a structured rangking of individuals and groups-their grading into horizontal layers or strata. Jadi, stratifikasi adalah struktur tingkat individu dan kelompok yang digolongkan ke dalam lapisan-lapisan tertentu.
8. DEFINISI BERDASARKAN ETIMOLOGI
Stratifikasi sosial berasal dari dua kata yaitu stratifikasi dan sosial. Kata stratifikasi berasal dari bahasa latin yaitu stratum (jamaknya: strata) yang berarti lapisan atau tingkat masyarakat. Senada dengan pengertian tersebut, Tesaurus Bahasa Indonesia juga mengartikan stratifikasi sebagai pelapisan atau penjenjangan.
9. DEFINISI BERDASARKAN TERMINOLOGI
Stratifikasi sosial artinya pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak-hak istimewa dan prestise.
  1. DEFINISI SECARA OBJEKTIF
Penggolongan individu/kelompok ke dalam kelas-kelas secara hierarkis dalam masyarakat / sistem sosial.
  1. DEFINISI SECARA SUBJEKTIF
Individu/kelompok memposisikan dirinya masuk pada lapisan tertentu dalam suatu sistem sosial.


B. PROSES TERBENTUKNYA STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial selalu ada dalam kehidupan manusia. Apakah stratifikasi tersebut selalu sama di setiap masyarakat? Apakah ada perbedaan stratifikasi antara masyarakat sederhana dan modern? Stratifikasi sosial pada masyarakat sederhana akan berbeda dengan stratifikasi sosial pada masyarakat modern. Stratifikasi pada masyarakat sederhana (homogen), pelapisan yang terbentuk masih sedikit dan terbatas perbedaannya. Sedangkan pada masyarakat modern(heterogen), stratifikasi sosial yang terbentuk makin kompleks dan makin banyak.
Secara sederhana, perbedaan stratifikasi sosial bisa dilihat dari perbedaan besarnya penghasilan rata-rata seseorang setiap hari. Menurut Paul. B. Horton dan Chester L. Hunt bahwa terbentuknya stratifikasi sosial tidak hanya berkaitan dengan uang. Stratifikasi sosial adalah suatu pelapisan orang-orang yang berkedudukan sama dalam rangkaian kesatuan status sosial. Stratifikasi sosial dalam masyarakat menurut terbentuknya dibagi menjadi sebagai berikut :
1.Stratifikasi Sosial yang Terjadi dengan Sendirinya dalam Proses Pertumbuhan Masyarakat
Stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir.
Landasan terbentuknya stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya, antara lain:
a. Kepandaian; d. Harta dalam batas-batas tertentu.
b. Tingkat umur (yang senior);
c. Sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat;
Namun demikian, setiap masyarakat memiliki landasan tersendiri dalam terbentuknya stratifikasi sosial. Landasan terbentuknya stratifikasi sosial pada masyarakat berburu tentu akan berbeda dengan stratifikasi sosial pada masyarakat bercocok tanam. Landasan terbentuknya stratifikasi sosial pada masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Pada masyarakat berburu, yang menjadi landasan stratifikasi adalah kepandaian berburu. Jadi, seseorang yang memiliki kepandaian berburu di atas orang lain dipandang berada pada stratifikasi sosial tinggi.
b. Pada masyarakat menetap dan bercocok tanam yang menjadi landasan stratifikasi adalah kegiatan awal membuka tanah di daerah tersebut. Pembuka tanah dan kerabatnya dianggap memiliki stratifikasi sosial yang tinggi.

2. Stratifikasi Sosial yang Sengaja Disusun untuk Mengejar Suatu Tujuan Bersama
Stratifikasi sosial yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan tertentu biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi formal. Misalnya, pemerintahan, badan usaha, partai politik, dan angkatan bersenjata. Pada stratifikasi sosial jenis ini kekuasaan dan wewenang merupakan unsur khusus dalam stratifikasi sosial. Menurut Soerjono Soekanto, ada beberapa pokok yang mendasari terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat.
a. Sistem stratifikasi berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat.
b. Sistem stratifikasi sosial dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur sebagai berikut:
1) Sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan penghargaan).
2) Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, seperti penghasilan, kekayaan, dan keselamatan.
3) Kriteria sistem pertentangan, yaitu disebabkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang, atau kekuasaan.
4) Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, dan keanggotaan dalam suatu organisasi.
5) Mudah tidaknya bertukar kedudukan.
  1. Solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang menduduki kedudukan sama dalam sistem sosial masyarakat.
- Faktor-faktor penyebab Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat didukung oleh:
a. Perbedaan ras dan kebudayaan
b. Adanya spesialisasi dalam bidang pekerjaan.
c. Adanya kelangkaan dalam masyarakat menyangkut pembagian hak dan kewajiban

C.DASAR TERBENTUKNYA DAN PRINSIP PRINSIP POKOK STRATIFIKASI SOSIAL
  1. DASAR TERBENTUKNYA STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial dalam masyarakat terjadi karena adanya sesuatu yang dihargai dalam masyarakat. Sepanjang masyarakat memberikan penghargaan terhadap sesuatu yang dianggap lebih, maka stratifikasi sosial di masyarakat tetap akan ada. Sesuatu yang dipandang berharga, antara lain :
a. Uang; e. Ilmu pengetahuan;
b. Tanah; f. Keturunan;
c. Benda-benda bernilai ekonomis; g. Pekerjaan;
d. Kekuasaan; h. Kesalihan dalam agama.
Secara umum, pembentukan stratifikasi sosial dalam masyarakat didasari oleh beberapa kriteria berikut ini :
1. Ukuran Kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah.
2. Ukuran Kekuasaan dan Wewenang(Otoriter)
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran Ilmu Pengetahuan
Seseorang yang memiliki derajat pendidikan yang tinggi menempati posisi teratas dalam masyarakat. Misalnya, seorang sarjana lebih tinggi tingkatannya daripada seorang lulusan SMA. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang menyebabkan terjadinya efek negatif karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuannya yang menjadi ukuran, melainkan ukuran gelar kesarjanaannya.
Ukuran-ukuran diatas tidaklah bersifat limitatif. Masih banyak ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan untuk menentukan stratifikasi sosial masyarakat.
  1. PRINSIP-PRINSIP POKOK STRATIFIKASI SOSIAL
a. Stratifikasi sosial dijumpai pada semua tipe masyarakat, baik pada masyarakat
tradisional maupun modern
b. Stratifikasi sosial bersifat funghsional dalam masyarakat
c. Dalam masyarakat tidak mungkin dijumpai stratifikasi sosial yang mutlak tertutup atau mutlak terbuka (absolutely closed or open social stratification).
d. Sistem stratifikasi sosial cenderung bersifat relatif tertutup atau relatif terbuka
(relatively closed or open social stratification)

D. SIFAT-SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya, pelapisan sosial dibedakan menjadi :
1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas (perpindahan) dari satu lapisan ke lapisan sosial yang lain. Dalam sistem ini, satu-satunya kemungkinan untuk masuk pada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran atau keturunan.
Contoh:
- Sistem kasta di India. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
  • Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
GAMBAR 1 : STRATIFIKASI SOSIAL TERTUTUP
2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Setiap orang memiliki kesempatan berusaha untuk menaikkan, menurunkan, maupun menstabilkan statusnya.
Contoh:
- Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
  • Seorang yang rendah tingkat pendidikannya dapat memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dengan usaha yang gigih.
GAMBAR 2 : STRATIFIKASI TERBUKA

3. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
GAMBAR 3 : STRATIFIKASI CAMPURAN




Berikut adalah dimensi stratifikasi sosial.
GAMBAR 4 : DIMENSI STRATIFIKASI SOSIAL

E. UNSUR-UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial terdiri dari dua unsur, yaitu kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan dua unsur yang memiliki arti penting bagi sistem sosial.
1. Kedudukan (Status)
Status sosial menurut Ralph Linton adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Ada tiga macam status sosial dalam masyarakat:
a) Ascribed Status
Tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
Contoh:
  • Kedudukan seorang anak bangsawan adalah bangsawan pula, seorang kasta Brahmana juga akan memperolah kedudukan yang sama.
  • Kedudukan laki-laki yang lebih tinggi daripada perempuan dalam suatu keluarga.
b) Achieved Status
Status sosial yang didapat seseorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya.Contohnya yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, prestasi dll. Hal itu merupakan hasil dari usaha keras yang telah dilakukannya.
c) Assigned Status
Status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat.
Contoh :
  • Seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya. Dalam hal ini, kesalehan seseorang dalam beragama termasuk di dalamnya. Jika seseorang memiliki pengetahuan agama yang dalam, maka ia akan memiliki status yang lebih tinggi di masyarakat.
Didalam menjalankan status, individu dapat mengalami suatu konflik atau yang biasa disebut konflik status. Konflik Status terjadi saat individu yang memiliki status lebih dari satu di masyarakat tidak dapat menjalankan statusnya secara seimbang.
Contohnya, saat seorang ibu rumah tangga yang juga sebagai ibu RT yang sedang mengkoordinir suatu acara di kampungnya, disini konflik terjadi dimana beliau harus fokus di tugasnya sebagai ibu RT atau mengurus keluarganya dimana beliau sebagai ibu rumah tangga.

2. Peranan (Role)
Peran sosial merupakan aspek yang lebih dinamis dibandingkan dengan kedudukan. Status sosial merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu dalam organisasi masyarakat. Peran lebih menjurus pada fungsi seseorang dalam masyarakat. Meskipun demikian, keduanya tak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lainnya saling berhubungan.
a. Berdasarkan cara memperolehnya, peranan dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Peranan bawaan (ascribed roles)
Peranan yang diperoleh secara otomatis, bukan karena usaha, misalnya peranan sebagai anak, ketua RT, dan sebagainya.
2) Peranan pilihan (achieve roles)
Peranan yang diperoleh atas keputusannya sendiri, misalnya seseorang memutuskan untuk memilih Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Brawijaya Malang.
b. Berdasarkan pelaksanaannya, peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua,yaitu :
1) Peranan yang diharapkan (expected roles)
Cara ideal dalam pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan tersebut dilaksanakan secernat-cermatnya dan tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang telah ditentukan. Misalnya, peranan hakim, diplomatik, dan sebagainya.
2) Peranan yang disesuaikan (actual roles)
Cara bagaimana sebenarnya peranan tersebut dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih dinamis, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu.
Suatu peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena peran dapat berfungsi sebagai, pertama, memberi arah pada proses sosialisasi. Kedua, pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai, norma, dan pengetahuan. Ketiga, dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat. Keempat, menghidupkan sistem pengendali dan kontrol sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat.
Seseorang yang memiliki lebih dari satu peranan memungkinkan untuk terjadinya konflik antara peranan yang dimiliki. Disini mereka dihadapkan diantara pilihan-pilihan yang harus dilaksanakan. Misalnya, Pak Danu adalah seorang polisi, disaat beliau bertugas ternyata Andi (anaknya) melakukan pelanggaran lalu lintas. Di dalam konteks ini pak Danu harus menegakkan hukum karena beliau polisi, walaupun disisi lain beliau harus melindingi anaknya karena beliau adalah seorang ayah.
Menurut Soerjono Soekanto di dalam peran mengandung tiga hal:
* Norma-norma di dalam masyarakat.

* konsep tentang apa yang dilakukan.
* perilaku individu.

F. MACAM-MACAM STRATIFIKASI SOSIAL
Jeffris dan Ransford berpendapat bahwa stratifikasi sosial di dalam masyarakat terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
  1. Hierarki Kelas (Class Hierarchies)
Stratifikasi yang didasarkan pada penguasaan barang atau jasa. Di Indonesia, masyarakat digolongkan menjadi beberapa kategori yaitu kategori kaya, menengah, dan miskin. Hal tersebut mengacu pada kriteria yang ditetapkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS). BPS selalu mengeluarkan batasan perbedaan pendapatan per kapita per tahun, dan dibedakan anatara wilayah pedesaan dengan perkotaan. Menurut BPS, kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar tertentu dari kebutuhan dasar, baik makanan maupun non makanan. Standar tersebut disebut dengan garis kemiskinan. Di Jawa Timur misalnya, pada tahun 2003 jumlah penduduk miskin tercatat meningkat dari 19,53% (6,8 juta jiwa) menjadi 20,34% (7,1 juta jiwa).
  1. Hierarki Kekuasaan (Power Hierarchies)
Stratifikasi yang didasarkan pada kekuasaan seseorang dalam suatu masyarakat. Yang dimaksud engan kekuasaan adalah kemampuan untuk mepengaruhi individu-individu lain dan mepengaruhi pmbuatan keputusan kolektif. Menurut Gaetano Mosca, di dalam suatu masyarakat selalu terdapat dua kelas penduduk yaitu kelas yang menguasai dan kelas yang dikuasai. Kelas pertama yang jumlahnya selalu lebih kecil bertugas menjalankan semua fungsi politik, memonopoli kekuasaan dan menikmati keuntungan yang diberikan oleh kekuasaan tersebut. Sedangkan kelas kedua yang jumlahnya jauh lebih besar, diatur dan dikendalikan oleh kelas yang pertama.
  1. Hierarki Status (Status Hierarchies)
Stratifikasi yang didasarkan pada pembagian kehormatan dan status sosial. Stratifikasi dalam bentuk ini membagi masyarakat ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok masyarakat yang disegani atau terhormat dan kelompok masyarakat biasa. Kelompok masyarakat yang menduduki posisi terhormat biasanya memiliki gaya hidup yang eksklusif. Biasanya diwujudkan dalam bentuk pembatasan terhadap pergaulan erat dengan orang yang statusnya lebih rendah. Di lingkungan kerajaan yang berdarah biru lazimnya menganggap suatu hal yang menyimpang bila ada anggota keltarganya yang menikah dengan orang biasa. Di Inggris pernah terjadi polemik ketika Pangeran Charles yang mewarisi tahta kerajaan Inggris memilih menikah dengan Putri Diana yang berasal dari kalangan rakyat biasa.



G. BENTUK-BENTUK PELAPISAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT
1.Kriteria politik
adalah pembedaan penduduk atau warga masyarakat menurut pembagian kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang diakui oleh masyarakat disebabkan oleh rasa takut, rasa cinta, kepercayaan, pemujaan.
Munculnya sistem kekuasaan kemudian menimbulkan lapisan-lapisan kekuasaan yang sering disebut “Piramida Kekuasaan”.

Menurut Max Iver terdapat tiga pola umum “Piramida Kekuasaan” yaitu tipe kasta, tipe oligarkhis, tipe demokratis.
a. Tipe Kasta
Pelapisan masyarakat berdasarkan kriteria politik, berarti pembedaan penduduk atau wujud masyarakat menurut kriteria wewenang dan kekuasaan-kekuasaan.

Menurut Max Iver, ada tiga pola umum sistem status sosial:
1) Tipe kasta
2) Tipe oligarkhi
3) Demokratis

1) Tipe kastaCiri-ciri:
- Memiliki sistem stratifikasi kekuasaan dengan garis besar pemisah yang tegas dan kaku.
- Garis pemisah antara masing-masing pelapisan hampir tidak mungkin ditembus.
- Biasa di jumpai pada masyarakat berkasta.
- Bersifat tertutup
- Terdiri Atas Susunan dari atas ke bawah sebagai berikut:
a) Raja
b) Bangsawan.
c) Orang-orang yang bekerja di pemerintahan, pegawai rendahan dan seterusnya.
d) Tukang-tukang, pelayan-pelayan.
e) Petani-petani, buruhan tani.
f) Budak-budak.

2) Tipe Oligarkhi

Ciri-ciri:
- Garis pemisahnya tegas diantara strata tapi perbedaan antara status yang satu dengan yang lain tidak begitu mencolok.
- Pelapisan dapat ditembus, karena bersifat terbuka.
- Biasa terdapat pada negara Tasisme atau Feodaly berkembang.
- Kedudukan dipengaruhi oleh faktor kelahiran.
Terdiri Atas susunan dari atas ke bawah sebagai berikut:
a) Raja (penguasa)
b) Bangsawan dari macam-macam tingkatan.
c) Pegawai tinggi (sipil dan militer).
d) Orang-orang kaya, pengusaha dan sebagainya.
e) Pengacara.
f) Tukang dan pedagang.
g) Buruh tani dan budak.

3) Tipe demokratis
Ciri-ciri:
- Adanya pemisah antara lapisan yang sifatnya bergerak
- Faktor kelahiran tidak menemukan kedudukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang-kadang faktor keberuntungan.
- Terdiri atas :
a) pemimpin politik, pemimpin partai, orangkaya, pemimpin organisasi-organisasi besar.
b) terdiri atas pejabat-pejabat administratif, kelas-kelasatas dasar kelahiran ”eisure Class”
  1. terdiri atas ahli-ahli teknik, petani, pedagang
    d) pekerja rendahan, petani rendahan


2. Kriteria Ekonomi
Pembagian/stratifiksi masyarakat berdasarkan ekonomi akan membedakan masyarakat atas kepemilikan harta. Berdasarkan kepemilikan harta.
Masyarakat dibagi dalam tiga kelas.:
a) Kelas atas, terdiri dari kelompok orang-orang kaya dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan secara berlebihan.
b) Kelas menengah, terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan yang sudah bisa memenuhikebutuhan pokok (primer).
c) Kelas bawah,Terdiri dari orang-orang miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan primer.
Arisoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi tiga kelas, yakni :
a. golongan sangat kaya,
b. golongan kaya, dan
c. golongan miskin.


3. Kriteria sosial
Pelapisan masyarakat secara sosial ialah sistem pengelompokan masyarakat menurut status umumnya nilai status sosial dalam masyarakat diukur dari prestis (gengsi).
Contoh: orang lebih memilih bekerja dikantor dari pada menjadi pedagang Pada masyarakat Bali, status masing-masing orang ditentukan berdasarkan kasta sehingga tidak memungkinkan untuk berpindah status.
Hal lain yang dianggap penting adalah menyangkut:a. Hukum adat
b. Perkawinan
c. Sopan santun


H. DAMPAK STRATIFIKASI SOSIAL YANG ADA DI MASYARAKAT
Pengaruh atau dampak stratifikasi sosial pada kehidupan masyarakat sangat besar dan berpengaruh. Karena dengan kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan apa yang mereka butuhkan. Stratifikasi sosial dalam masyarakat digambarkan mengerucut atau seperti piramida, hal ini disebabkan semakin tinggi kelas sosial, semakin sedikit pula jumlah yang menempatinya.
Adapun dampak stratifikasi sosial pada dalam kehidupan masyarakat adalah:
1.Orang yang menduduki kelas sosial yang berbeda akan memiliki kekuasaan, privelese, dan prestise yang bebeda pula, dalam artian akan menciptakan sebuah perbedaan status sosial.
2.Kemungkinan timbulnya proses sosial yang disosiatif berupa persaingan, kontravensi, maupun konflik
3.Penyimpangan perilaku karena kegagalan atau ketidak mampuan mencapai posisi tertentu. Kejahatan tersebut dapat berupa alkoholisme, korupsi, kenakalan remaja dan lain sebagainya
4.Konsentrasi elite status, yaitu pemusatan kedudukan yang penting pada golongan tertentu, misalnya kolusi.

I.TEORI-TEORI STRATIFIKASI SOSIAL
1. Teori Evolusioner-Fungsionalis
Dikemukakan oleh ilmuwan sosial yaitu Talcott parsons. Dia menganggap bahwa evolusi sosial secara umum terjadi karena sifat kecenderungan masyarakat untuk berkembang, yang disebutnya sebagai ”kapitalis adaptif”.
2. Teori Surplus Lenski
Sosiolog Gerhard Lenski mengemukakan bahwa makhluk yang mementingkan diri sendiri dan selalu berusaha untuk mensejahterakan dirinya.
3. Teori Kelangkaan
Teori kelangkaan beranggapan bahwa penyebab utama timbul dan semakin intensnya stratifikasi disebabkan oleh tekanan jumlah penduduk.
4. Teori Marxian
Menekankan pemilikan kekayaan pribadi sebagi penentu struktur strtifikasi.
5. Teori Weberian
Menekankan pentingnya dimensi stratifikasi tidak berlandaskan dalam hubungan pemilikan modal.

Tidak ada komentar: