Kamis, 27 Desember 2012

ETIKA ILMU PENGETAHUAN


BAB I
PENDAHULUAN
  • Latar Belakang
Ilmu pengetahuan pada dasarnya lahir dan berkembang sebagai konsekuensi dari usaha-usaha manusia baik untuk memahami realitas kehidupan dan alam semesta maupun untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta mengembangkan dan melestarikan hasil yang sudah dicapai oleh manusia sebelumnya. Usaha-usaha tersebut terakumulasi sedemikian rupa sehingga membentuk tubuh ilmu pengetahuan yang memiliki strukturnya sendiri.
Masalah muncul ketika banyak ilmuwan beranggapan bahwa ilmu pengetahuan haruslah dikembangkan tanpa adanya intervensi dari aspek lain, khususnya nilai-nilai moral dan agama. Mereka beranggapan bahwa nilai akan menghambat perkembangan ilmu pengetahuan karena adanya persepsi baik-buruk, sehingga akan membatasi mana penerapan ilmu pengetahuan yang bernilai baik dan boleh dilakukan, serta mana yang buruk sehingga tidak boleh dilakukan. Serta diperlukannya etika dalam ilmu pengetahuan. Yang menjadi masalah bukanlah karena ilmu pengetahuan bersifat tanpa batas dan harus terus dikembangkan, namun terletak pada sifat dasar manusia yang memiliki kecenderungan untuk melakukan penyimpangan yang pada akhirnya justru mengakibatkan keburukan bagi kaum manusia itu sendiri.
Mengingat pentingnya bahasan tentang masalah bebas-nilai dalam ilmu pengetahuan, Penulis melalui makalah ini mencoba mengkajinya dengan harapan dapat memberikan wawasan keilmuan bagi penulis secara khusus serta masyarakat secara umum, sehingga hasilnya dapat dijadikan landasan dalam menykapi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan ranah etika ataupun moral di dalam bahasan ilmu pengetahuan.I
  • Rumusan Masalah
  • Pengertian etika dan ilmu pengetahuan
  • Bagaimana problem nilai dalam ilmu pengetahuan
  • Apakah yang dimaksud paradigma bebas nilai dalam ilmu pengetahuan
  • Apakah yang dimaksud paradigma tidak bebas nilai dalam ilmu pengetahuan


  • Tujuan
  • Mengetahui pengertian etika dan ilmu pengetahuan
  • Mengetahui bagaimana problem nilai dalam ilmu pengetahuan
  • Mengetahui bagaimana paradigma bebas nilai dalam ilmu pengetahuan
  • Mengetahui bagaimana paradigma tidak bebas nilai dalam ilmu pengetahuan

HUBUNGAN ANTARA POLITIK DAN PSIKOLOGI (UAS)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam lingkup sosial. Sedangkan ilmu psikologi umum adalah ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan pada manusia, atau dapat dikatakan ilmu yang mempelajari tentang manusia pada lingkup individu. Ilmu politik berkaitan erat dengan ilmu psikologi umum. Bahkan bisa dikatakan bahwa psikologi umum adalah ilmu yang harus dikuasai oleh seseorang sebelum ia belajar ilmu politik. Ilmu psikologi yang berkaitan erat dengan ilmu politik adalah psikologi sosial (pengkhususan ilmu psikologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dan masyarakat, khususnya faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berperan dalam ikatan kelompok atau golongan).
Kegunaan psikologi dalam analisa ilmu politik dapat kitaketahui apabila kita sadar bahwa analisa sosial politik diisi dan diperkuat dengan analisa hal-hal kecil yang menjadi bagian dalam bidang politik itu sendiri. Dengan menggunakan psikologi umum, ilmu politik dapat menganalisa dengan lebih detail makna dan peranan orang-orang yang terjun di dalamnya, dan juga bisa menganalisa ciri-ciri kepribadian orang-orang yang mempunyai kekuatan lebih di bidang itu yang memungkinkannya memainkan peranan besar dalam sebuah daerah atau negara. Psikologi terutama psikologi umum juga dapat memberikan penjelasan mengenai bagaimana sebuah sensasi orang-orang yang mempunyai kekuasaan bisa menimbulkan persepsi pada masyarakat, sehingga memunculkan reaksi yang berbeda-beda antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.
    1.2 RUMUSAN MASALAH
    1. APAKAH HUBUNGAN ANTARA PSIKOLOGI UMUM DENGAN ILMU POLITIK ?
    2. BAGAIMANA INTERAKSI SOSIAL MELALUI DEBAT TERBUKA ?
    3. APA SAJAKAH EMOSI YANG MUNUL PADA SAAT PELAKSANAAN DEBAT TERBUKA ?
    4. PERSEPSI DAN SENSASI APAKAH YANG MUNCUL DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS BRAWIJAYA ?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ILMU POLITIK
  • Roger.F.Soltau,ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari negara,tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu, hubungan antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain.
  • J.Barents,ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan suatu negara yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, ilmu politik mempelajari negara-negara itu melakukan tugas-tugasnya.
  • Miriam Budiardjo,ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari tentang perpolitikan. Politik diartikan sebagai usaha-usaha untuk mencapai kehidupan yang baik. Orang Yunani seperti Plato dan Aristoteles menyebutnya sebagai en dam onia atau the good life(kehidupan yang baik).
  • Goodin,ilmu polituk merupakan penggunaan kekuasaan sosial secara paksa. Jadi, ilmu politik dapat diartikan sebagai sifat dan sumber paksaan itu serta cara menggunakan kekuasaan social dengan paksaan tersebut.
  • Sri Sumantri,ilmu politik adalah pelembagaan dari hubungan antar manusia yang dilembagakan dalam bermacam-macam badan politik baik suprastruktur politik dan infrastruktur politik.
  • Isjware,ilmu politik adalah perjuangan untuk memperoleh kekuasaan atau teknik menjalankan kekuasaan-kekuasaan atau masalah-masalah pelaksanaan dan kontrol kekuasaan / pembentukan dan penggunaan kekuasaan.
  • Ossip K.Flechteim,ilmu polotik adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari negara sejauh negara merupakan organisasi kekuasaan,beserta sifat dan tujuan gejala-gejala kekuasaan lain yang tak resmi yang dapat mempengaruhi negara.

2.2. PSIKOLOGI
Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata Yunani : psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa.
  • Menurut Gardner Murphy (1929) Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
  • Menurut Boring, Edwin G, Herbert S. Langfeld, Harry P. Weld, (1948) Psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.
  • Menurut Clifford T. Morgan (1966) Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan
  • Dapat disimpulkan bahwa Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.

2.3. EMOSI
Selain dipengaruhi oleh penginderaan (persepsi) dan pikiran, perilaku manusia juga disertai oleh perasaan atau emosi. Perasaan itu bisa positif (senang) atau negatif (tidak senang). Perasaan senang atau tidak senang yang selalu mewarnai perilaku-perilaku kita sehari-hari itu , ketika masih dekat pada tataran biologi dan fisiologi/faal disebut warna afektif (affective tone). Warna afeksi ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau samar-samar saja. Dalam hal warna afektif yang kuat, maka perasaan-perasan menjadi lebih mendalam, lebih luas dan lebih terarah, dan sudah mencapai tingkat mental atau psikologi, tidak lagi pada tingkat biologi atau fisiologi saja. Perasaan-perasaan yang seperti ini disebut emosi. Bebrapa macam emosi antara lain gembira, bahagia, terkejut, jemu, benci, was-was dan sebagainya.
2.4. SENSASI
Sensasi berasal dari kata “sense” dalam bahasa Inggris yang berarti alat penginderaan, yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya.
  • Menurut Dennis Coon proses sensasi terjadi bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan bahasa yang dipahami otak.
  • Menurut Benyamin D. Wolman sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis dan konseptual.

2.5. PERSEPSI
Persepsi adalah kemampuan seseorang untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, dan memfokuskan stimulus. Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang di tangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Didalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud pada sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi.

2.5. INTERAKSI
  • Menurut Homans (dalam Ali, 2004:87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus dalam tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.
  • Menurut Shaw interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orangmenunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu sama lain.

2.6. SOSIALISASI POLITIK
  • Menurut Ramlan Surbakti sosialisasi politik merupakan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat. Menurut Ramlan Surbakti, dari segi metode penyampaian pesan, soaialisasi politik dibagi menjadi dua, yaitu:
  • Pendidikan politik
  • Indroktrinisasi politik
  • Menurut Richard E. Dawson sosialisasi politik adalah suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi lainnya terhadap warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa.
  • Menurut Gabriel Abraham Almond sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap politik dan pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk dan juga sebagai sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik pada generasi berikutnya.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU POLITIK
Psikologi umum berkaitan erat dengan ilmu politik. Dalam psikologi umum dijelaskan banyak hal mengenai manusia yang menjadi dasar dari ilmu politik, di antaranya adalah mengenai sensasi, persepsi, dan reaksi.
Orang-orang yang mempunyai kekuasaan lebih dalam teritorial sebuah wilayah, baik itu tingkat daerah atau tingkat pusat, mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk membuat sensasi kepada masyarakat luas, baik itu untuk kepentingan politik bagi dirinya sendiri ataupun karena hal lain. Sensasi yang dilakukan oleh para tokoh politik bisa berupa aksi yang pro rakyat, bisa melalui inovasi baru dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru, bisa berupa aksi sosial yang peduli rakyat, atau dengan cara yang lain. Masing-masing dari sensasi yang diberikan oleh para tokoh politik pasti mempunyai tujuan dan maksud tertentu. Ada yang memang murni karena keinginan, ada juga yang karena kepentingan politik, seperti halnya pencitraan dan lain sebagainya.
Setelah adanya sensasi yang ditimbulkan oleh para tokoh politik, pasti akan muncul yang namanya persepsi publik. Ada bemacam-macam persepsi yang akan masyarakat berikan sebagai tanggapan adanya sensasi tersebut. Hal ini dikarenakan kemampuan masyarakat yang berbeda-beda mengenai sensai itu, dan juga dipengaruhi oleh kepribadian masing-masing anggota masyarakat. Seseorang yang mempunyai kepribadian yang kritis akan dengan cepat tanggap terhadap sensasi itu. Mereka akan mengolah dengan sedemikian rupa dan tidak menerimanya dengan mentah-mentah. Jenis orang-orang seperti ini akan sangat sulit diprovokasi. Mereka cenderung berpikiran panjang, dan berorientasi pada tujuan, manfaat, dan kerugian. Berbeda dengan orang-orang yang mempunyai kepribadian cenderung berpikir pendek, mereka akan membiarkan sensasi itu mempengaruhi pola pikiran mereka, sehingga akan dengan sangat mudah mengambil tindakan. Orang-orang seperti ini tentunya akan sangat mudah teprovokasi.
Setelah adanya sensasi, manusia akan menerimanya untuk kemudian dicerna secara akal sehat, dan akan muncul yang namanya reaksi. Reaksi bisa diartikan sebagai aksi yang disebabkan oleh adanya aksi lain yang lebih dulu terjadi. Karena kepribadiansetiap orang berbeda, maka pemikian mereka pun akan berbeda. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam reaki yang ditimbulkan oleh adanya sebuah sensasi.
Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peran penting dalam bidang politik, terutama yang dinamakan “massapsikologi”.
Justru karena prinsip-prinsip politik lebih luas daripada prinsip-prinsip hukum yang meliputi banyak hal yang berbeda di luar hukum dan masuk dalam yang lazim dinamakan kebijaksanaan, bagi para politik, sangat penting apabila mereka dapat menyelami kedalam jiwa dari rakyat pada umumnya, dan golangan tertentu pada khususnya, bahkan juga dari oknum tertentu.
Kerap terdengar suara dalam masyarakat bahwa tindakan tertentu pemerintah dinyatakan psikologis kurangbaik. Biasanya, suara seperti ini tidak dijelaskan lebih lanjut, dan orang-orang dianggap dapat menangkap apa yang dimaksudkan. Selain memberi berbagai pandangan baru dalam penelitian mengenai kepemimpinan psikologi sosial dapat pula menerangkan sikap dan reaksi kelompok terhadap keadaan yang dianggapnya baru, asing ataupun berlawanan dengan konsentrasi masyarakat mengenai gejala sosial tertentu.
Psikologi juga bisa menjelaskan bagaimana sikap (attitude) dan harapan (expectation) masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkah laku yang berpegang teguh pada tuntutan sosial (conformity). Salah satu konsep psikologi yang digunakan untuk menjelaskan prilaku untuk memilih pada pemilihan umum adalah berupa identifikasi partai. Konsep ini merujuk pada konsepsi pemilih atau partai-partai yang ada atau keterikatan emosional pemilih terhadap partait ertentu.
Untuk memahami perilaku, bisa digunakan beberapa pendekatan. Namun selama ini, penjelasan teoritis tentang voting behavior didasarkan pada dua model atau pendekatan.,yaitu pendekatan sosiologi dan pendkatan psikologi (Asfar, 1996).
Dalam hal pendekatan psikologis, seperti namanya, pendekatan ini menggunakan dan mengembangkan konsep psikologi, terutama konsep sikap dan sosialisasi untuk menjelaskan pilihan karna pengaruh kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari proses sosialisasi. Mereka menjelaskan bahwa sikap seseorang mempengaruhi pemilih.

3.2. INTERAKSI SOSIAL MELALUI DEBAT TERBUKA
Pada saat dilaksanakannya debat terbuka pemilihan presiden EM Universitas Brawijaya para calon kandidat menyampaikan visi dan misi kepada mahasiswa Universitas Brawijaya. Secara tidak langsung para calon kandidat telah melakukan interaksi sosial kepada mahasiswa Universitas Brawijaya. Disinilah terjadi hubungan timbal balik antara para calon kandidat dengan audiens. Interaksi yang terjadi bukanlah interkasi satu arah namun interaksi dua arah.
3.3. EMOSI YANG MUNCUL PADA DEBAT TERBUKA
Pada saat dilaksanakannya debat terbuka calon kandidat presiden EM Universitas Brawijaya tidak sedikit emosi yang muncul pada mahasiswa Universitas Brawijaya yang mendukung calonnya masing-masing. Pada saat calon kandidat presiden EM Universitas Brawijaya satu persatu menyampaikan visi dan misinya, para pendukung berteriak histeris, bagi para pendukungnya menyemangati calon kandidatnya sedangkan yang tidak mendukung menyorak-nyoraki sambil meremehkan satu sama lain. Itulah emosi yang ditimbulkan mahasiswa Universitas Brawijaya pada saat debat terbuka pemilihan calon kandidat EM Universitas Brawijaya.

3.4. PERSEPSI DAN SENSASI YANG MUNCUL DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Sensasi yang muncul di kalangan mahsiswa UB yang bermacam-macam menghasilkan presepsi yang bermacam-macam juga hal ini di sebabkan karena proses penerimaan informasi yang di lakukan mahsiswa yang juga berbeda-beda. Proses penerimaan informasi tersebut di pengaruhi banyak factor terutama factor pengalaman dan kendekatan. Misalnya saja ketika kita hanya dekat dan mengenal salah satu calon dari berbagai calon yang ada otomatis kita hanya meyakini calon yang kita kenal itu adalah yang terbaik padahal hal tersebut belum bisa kita pastikan karena kita belum menbandingkannya dengan calon yang lain.
Dari proses tadi akan menghasilkan presepsi yang berbeda-beda terkhusus pada masing-masing pendukung calon kandidat. Mereka akan berpendapat bahwa calon yang mereka calonkan itu lebih baik dibandingkan dengan calon-calon yang lain. Sehingga dari presepsi itu akan menghasilkan pandangan yang berbeda-beda dari masing-masing calon.

SIKAP DAN PERILAKU


Pengertian Sikap dan Perilaku
Banyak  sosiolog  dan  psikolog  memberi  batasan  bahwa  sikap  merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negatif terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974; Gerungan, 2000).
Gagne (1974) mengatakan bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal (internal state) yang mempengaruhi pilihan tindakan individu terhadap beberapa obyek, pribadi, dan peristiwa. Masih banyak lagi definisi sikap yang lain, sebenarnya agak berlainan, akan tetapi keragaman pengertian tersebut disebabkan oleh sudut pandang dari penulis yang berbeda.
Namun demikian, jika dicermati hampir semua batasan sikap memiliki kesamaan pandang, bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal atau keadaan yang masih ada dalam diri manusia. Keadaan internal tersebut berupa keyakinan yang diperoleh dari proses akomodasi dan asimilasi pengetahuan yang mereka dapatkan, sebagaimana pendapat Piaget’s tentang proses perkembangan kognitif manusia (Wadworth, 1971).
Sejalan dengan pengertian sikap yang dijelaskan di atas, dapat dipahami bahwa:
1.sikap ditumbuhkan dan dipelajari sepanjang perkembangan orang yang bersangkutan dalam keterkaitannya dengan obyek tertentu,
2.sikap merupakan hasil belajar manusia, sehingga sikap dapat ditumbuhkan dan dikembangkan melalui proses belajar,
3.sikap selalu berhubungan dengan obyek, sehingga tidak berdiri sendiri,
4.sikap dapat berhubungan dengan satu obyek, tetapi dapat pula berhubungan dengan sederet obyek sejenis,
5.sikap memiliki hubungan dengan aspek motivasi dan perasaan atau emosi (Gerungan,2000).
PENGERTIAN SIKAP DAN PERILAKU
A. Sikap
Ada beberapa pengertian tentang sikap (attitude) dan perilaku (behavior) menurut beberapa sumber diantaranya :
Carl Jung seorang ahli yang membahas tentang sikap. Ia mendefinisikan tentang sikap sebagai "kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu". Sikap muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari. Sumber di www. wikipedia.org menjelaskan sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek,  aktivitas,  peristiwa  dan  orang  lain.  Perasaan  ini  menjadi  konsep  yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu. Seseorang pun dapat menjadi ambivalen terhadap suatu target, yang berarti ia terus mengalami bias positif dan negatif terhadap sikap tertentu. Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian. Sikap dikembangkan dalam tiga model, yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap. Kebanyakan sikap individu adalah hasil belajar sosial dari lingkungannya.
Bisa terdapat kaitan antara sikap dan perilaku seseorang walaupun tergantung pada faktor lain, yang kadang bersifat irasional. Sebagai contoh, seseorang yang menganggap penting transfusi darah belum tentu mendonorkan darahnya. Hal ini masuk akal bila orang tersebut takut melihat darah, yang akan menjelaskan irasionalitas tadi. Sikap dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman. Tesser (1993)berargumen bahwa faktor bawaan dapat mempengaruhi sikap tapi secara tidak langsung.
Sebagai contoh, bila seseorang terlahir dengan kecenderungan menjadi ekstrovert, maka sikapnya terhadap suatu jenis musik akan terpengaruhi. Sikap seseorang juga dapat berubah akibat bujukan. Hal ini bisa terlihat saat iklan atau kampanye mempengaruhi seseorang.
Lou  Holtz  berpendapat  Ability  is  what  you're  capable  of  doing.  Motivation determines what you do. Attitude determines how well you do it." (Kemampuan adalah apa yang  Anda  mampu  lakukan.  Motivasi  menentukan  apa  yang  Anda  lakukan. Sikap menentukan seberapa baik Anda melakukannya.)
Funmi Wale-Adegbite berpendapat “Success is 80% attitude and 20% aptitude."(Sukses adalah 80% sikap dan 20% bakat) Diktat  pada  mata  kuliah  Psikologi  Umum  Jurusan  Psikologi  Pendidikan  Dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang paling dirasakan sampai yang paling tidak dirasakan.
William  Wiguna  :  www.careplusindonesia.com  berpendapat  bahwa  attitude  is everything (Sikap adalah Segalanya), attitude is a little thing, but can make big differences. (Sikap adalah suatu hal kecil, tetapi dapat menciptakan perbedaan yang besar). Sikap berperan sangat penting terhadap kesuksesan atau kebahagiaan seseorang. Sejumlah ilmuwan dari  universitas  terkemuka  di  dunia  mengungkapkan  bahwa  manusia  dapat  menggali potensinya secara lebih mendalam dan luas dengan sikap yang positif. Berdasarkan hasil penelitian terhadap ribuan orang-orang yang sukses dan terpelajar, berhasil disimpulkan bahwa  85%  kesuksesan  dari  tiap-tiap  individu  dipengaruhi  oleh  sikap.  Sedangkan kemampuan atau technical expertise hanya berperan pada 15% sisanya.
Sri Utami Rahayuningsih (2008) Psikologi Umum 2 – Bab 1: Sikap (Attitude) adalah
1.Berorientasi kepada respon : : sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek
2.Berorientasi kepada kesiapan respon : sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. : suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan  antisipatif  untuk  menyesuaikan  diri  dari  situasi  sosial  yang  telah terkondisikan.
3.Berorientasi kepada skema triadic : sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif,  afektif,  dan  konatif  yang  saling  berinteraksi  dalam  memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya.
Sumber: Kamus Inggris Indonesia (John M. Echols dan Hassan Shadily,Jakarta: Gramedia,1996)

Stratifikasi Sosial


BAB II
DESKRIPSI TENTANG STRATIFIKASI SOSIAL
DI MASYARAKAT

A. DEFINISI STRATIFIKASI SOSIAL
1. PITIRIM A. SOROKIN
Stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
2. Drs. ROBERT M.Z. LAWANG
Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise. Contohnya pelapisan dalam siistem kasta.
3. MAX WEBER
Stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise
4. ASTRIED S. SUSANTO
Stratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakatnya. Contoh pelapisan sosial berdasarkan bidang pekerjaan menurut keahlian, kecakapan, dan keterampilan, seperti pada sebuah perusahaan terdapat golongan elite, profesional, semi profesional, tenaga terampil, tenaga semi terampil, dan tenaga tidak terlatih.
5. BRUCE J. JOHEN
Stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai. Contohnya pelapisan sosial berdasarkan tingkat pendidikannya.
6. WIKIPEDIA
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
7. JAMES W. VANDER ZANDEN
Social stratification is a structured rangking of individuals and groups-their grading into horizontal layers or strata. Jadi, stratifikasi adalah struktur tingkat individu dan kelompok yang digolongkan ke dalam lapisan-lapisan tertentu.
8. DEFINISI BERDASARKAN ETIMOLOGI
Stratifikasi sosial berasal dari dua kata yaitu stratifikasi dan sosial. Kata stratifikasi berasal dari bahasa latin yaitu stratum (jamaknya: strata) yang berarti lapisan atau tingkat masyarakat. Senada dengan pengertian tersebut, Tesaurus Bahasa Indonesia juga mengartikan stratifikasi sebagai pelapisan atau penjenjangan.
9. DEFINISI BERDASARKAN TERMINOLOGI
Stratifikasi sosial artinya pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak-hak istimewa dan prestise.
  1. DEFINISI SECARA OBJEKTIF
Penggolongan individu/kelompok ke dalam kelas-kelas secara hierarkis dalam masyarakat / sistem sosial.
  1. DEFINISI SECARA SUBJEKTIF
Individu/kelompok memposisikan dirinya masuk pada lapisan tertentu dalam suatu sistem sosial.

hati seorang bunda

Tetesan embun masih membasahi dedaunan dipekarangan. pagi itu, rumput pun masih segar akibat hujan yang turun malam itu. di atas kursi duduk seorang wanita. dia seorang ibu. seorang ibu yang menatap pintu gerbangnya seolah menunggu kedatangan seseorang. sambil merajut ia menunggu, dibalik matanya yang bersembunyi di balik lensa terlihat dia lelah menunggu. "dimana putri kecilku dulu ? bagaimana kabarnya saat ini ?" mungkin itu pertanyaan yang tiada hentinya dipikir olehnya.


cinta perempuan depresi

“Hei, kok duduk sendirian???” kata seorang cowok yang tiba-tiba sudah ada didepan dehsya

Dehsya kaget. Dia menatap yang menyapanya dengan ketakutan.
“Gak usah takut, aku cuma pingin nanya tahu laboratorium nggak?” tanya cowok itu dengan tenang
     
Dehsya kemudian menggeleng.
“Gak tau ya.? eh omong-omong kamu lagi ngapain ?” tanya cowok itu lagi.
       
Sekali lagi Dehsya menggeleng. Cowok itu menatapnya sambil tersenyum.
“kok diem aja???” tanya cowok itu heran, dia sekilas melihat Dehsya yang sedang duduk dan memandang ke arah depan dengan pandangan kosong.

Dia gak keliatan seperti orang sakit! trus kenapa dia kerumah sakit? Kata cowok itu dalam hati.
“nunggu siapa?” sekali lagi cowok itu bertanya. Tetapi Dehsya hanya diam saja. Tidak memberi respon, akhirnya cowok itu capek sendiri. Cowok itu duduk di sampingnya.”Heeeeeeemm! gue kayak penyiar radio ya ? yang ngoceh sendiri tanpa ngerti didengerin orang apa kagak.."

Cowok itu ketawa geli ktika dirasanya dia tertawa sndiri, karena Dehsya diam saja, langsung saja tawanya berhenti. Di oandanginya Dehsya sambil tertawa kecil.
“ kamu gak bisa ngomong? gak bisa ketawa ?” kata cowok itu.
“ DIA BISU !” kata Nina yang tiba-tiba sudah disamping Dehsya.
“ De, Pulang sekarang !” Dehsya lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan cowok itu.
“Hei, tunggu .. aku minta maaf.” cowok itu berlari mengejar Dehsya dan menghadangnya. Dehsya langsung memandang cowok itu dengan pandangan tidak mengerti, apa maksud cowok itu menghadangnya. Cowok itu membalas tatapan Dehsya dan sesaat mereka berdua saling bertatapan.
"ehem! apa maksutmu menghadang kami ?" Tanya Nina.
"maaf, gue cuma pengen kenal sama dia." jawab Dino, cowok itu.
"oh, dia namanya Dehsya."
"Hai Dehsya... Aku Dino" sembari mengulurkan tangan dan tersenyum.
Dehsya hanya memandang uluran tangan Dino.
“De, Dino mau jadi temen kamu, dibalas dong.” dengan ragu-ragu Dehsya membalas uluran tangan itu.
“senang berkenalan denganmu, mulai sekarang kita berteman ya!” pinta cowok itu.


HAI

hai eperibadeeeh *sok eksis*
lama tak jumpa dengan tulisan di blog yang saya rasa telah rapuh ini...
maaf yaak, efek kuliah di luar kota notebook baru ada*pamer dikit* dan alasan terpenting adalah....
Saya Baru Punya Modem Sekarang
menyedihkan memang ....

tapi yasudahlah, kita tidak boeh terlalu lama terlarut dalam penyesalan kan ? Right ?
so move on *mulai ngelantur*

wes ah ! yang penting selamat datang buat saya di blog gila ini :)