BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Ilmu
politik adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam lingkup sosial.
Sedangkan ilmu psikologi umum adalah ilmu yang mempelajari tentang
kejiwaan pada manusia, atau dapat dikatakan ilmu yang mempelajari
tentang manusia pada lingkup individu. Ilmu politik berkaitan erat
dengan ilmu psikologi umum. Bahkan bisa dikatakan bahwa psikologi
umum adalah ilmu yang harus dikuasai oleh seseorang sebelum ia
belajar ilmu politik. Ilmu psikologi yang berkaitan erat dengan ilmu
politik adalah psikologi sosial (pengkhususan ilmu psikologi yang
mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dan masyarakat,
khususnya faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berperan dalam
ikatan kelompok atau golongan).
Kegunaan
psikologi dalam analisa ilmu politik dapat kitaketahui apabila kita
sadar bahwa analisa sosial politik diisi dan diperkuat dengan analisa
hal-hal kecil yang menjadi bagian dalam bidang politik itu sendiri.
Dengan menggunakan psikologi umum, ilmu politik dapat menganalisa
dengan lebih detail makna dan peranan orang-orang yang terjun di
dalamnya, dan juga bisa menganalisa ciri-ciri kepribadian orang-orang
yang mempunyai kekuatan lebih di bidang itu yang memungkinkannya
memainkan peranan besar dalam sebuah daerah atau negara. Psikologi
terutama psikologi umum juga dapat memberikan penjelasan mengenai
bagaimana sebuah sensasi orang-orang yang mempunyai kekuasaan bisa
menimbulkan persepsi pada masyarakat, sehingga memunculkan reaksi
yang berbeda-beda antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
APAKAH HUBUNGAN ANTARA PSIKOLOGI UMUM DENGAN ILMU POLITIK ?
2.
BAGAIMANA INTERAKSI SOSIAL MELALUI DEBAT TERBUKA ?
3.
APA SAJAKAH EMOSI YANG MUNUL PADA SAAT PELAKSANAAN DEBAT TERBUKA ?
4.
PERSEPSI DAN SENSASI APAKAH YANG MUNCUL DI KALANGAN MAHASISWA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA ?
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
ILMU POLITIK
- Roger.F.Soltau,ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari negara,tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu, hubungan antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain.
- J.Barents,ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan suatu negara yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, ilmu politik mempelajari negara-negara itu melakukan tugas-tugasnya.
- Miriam Budiardjo,ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari tentang perpolitikan. Politik diartikan sebagai usaha-usaha untuk mencapai kehidupan yang baik. Orang Yunani seperti Plato dan Aristoteles menyebutnya sebagai en dam onia atau the good life(kehidupan yang baik).
- Goodin,ilmu polituk merupakan penggunaan kekuasaan sosial secara paksa. Jadi, ilmu politik dapat diartikan sebagai sifat dan sumber paksaan itu serta cara menggunakan kekuasaan social dengan paksaan tersebut.
- Sri Sumantri,ilmu politik adalah pelembagaan dari hubungan antar manusia yang dilembagakan dalam bermacam-macam badan politik baik suprastruktur politik dan infrastruktur politik.
- Isjware,ilmu politik adalah perjuangan untuk memperoleh kekuasaan atau teknik menjalankan kekuasaan-kekuasaan atau masalah-masalah pelaksanaan dan kontrol kekuasaan / pembentukan dan penggunaan kekuasaan.
- Ossip K.Flechteim,ilmu polotik adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari negara sejauh negara merupakan organisasi kekuasaan,beserta sifat dan tujuan gejala-gejala kekuasaan lain yang tak resmi yang dapat mempengaruhi negara.
2.2.
PSIKOLOGI
Menurut
asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata Yunani : psyche yang
berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah
psikologi berarti ilmu jiwa.
- Menurut Gardner Murphy (1929) Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
- Menurut Boring, Edwin G, Herbert S. Langfeld, Harry P. Weld, (1948) Psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.
- Menurut Clifford T. Morgan (1966) Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan
- Dapat disimpulkan bahwa Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.
2.3.
EMOSI
Selain
dipengaruhi oleh penginderaan (persepsi) dan pikiran, perilaku
manusia juga disertai oleh perasaan atau emosi. Perasaan itu bisa
positif (senang) atau negatif (tidak senang). Perasaan senang atau
tidak senang yang selalu mewarnai perilaku-perilaku kita sehari-hari
itu , ketika masih dekat pada tataran biologi dan fisiologi/faal
disebut warna afektif (affective tone). Warna afeksi ini
kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau samar-samar saja. Dalam
hal warna afektif yang kuat, maka perasaan-perasan menjadi lebih
mendalam, lebih luas dan lebih terarah, dan sudah mencapai tingkat
mental atau psikologi, tidak lagi pada tingkat biologi atau fisiologi
saja. Perasaan-perasaan yang seperti ini disebut emosi. Bebrapa macam
emosi antara lain gembira, bahagia, terkejut, jemu, benci, was-was
dan sebagainya.
2.4.
SENSASI
Sensasi
berasal dari kata “sense” dalam bahasa Inggris yang berarti alat
penginderaan, yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya.
- Menurut Dennis Coon proses sensasi terjadi bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan bahasa yang dipahami otak.
- Menurut Benyamin D. Wolman sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis dan konseptual.
2.5.
PERSEPSI
Persepsi
adalah kemampuan seseorang untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, dan
memfokuskan stimulus. Persepsi berlangsung saat seseorang menerima
stimulus dari dunia luar yang di tangkap oleh organ-organ bantunya
yang kemudian masuk ke dalam otak. Didalamnya terjadi proses berpikir
yang pada akhirnya terwujud pada sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang
kurang lebih disebut persepsi.
2.5.
INTERAKSI
- Menurut Homans (dalam Ali, 2004:87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus dalam tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.
- Menurut Shaw interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orangmenunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu sama lain.
2.6.
SOSIALISASI POLITIK
- Menurut Ramlan Surbakti sosialisasi politik merupakan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat. Menurut Ramlan Surbakti, dari segi metode penyampaian pesan, soaialisasi politik dibagi menjadi dua, yaitu:
- Pendidikan politik
- Indroktrinisasi politik
- Menurut Richard E. Dawson sosialisasi politik adalah suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi lainnya terhadap warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa.
- Menurut Gabriel Abraham Almond sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap politik dan pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk dan juga sebagai sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik pada generasi berikutnya.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1.
HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU POLITIK
Psikologi
umum berkaitan erat dengan ilmu politik. Dalam psikologi umum
dijelaskan banyak hal mengenai manusia yang menjadi dasar dari ilmu
politik, di antaranya adalah mengenai sensasi, persepsi, dan reaksi.
Orang-orang
yang mempunyai kekuasaan lebih dalam teritorial sebuah wilayah, baik
itu tingkat daerah atau tingkat pusat, mempunyai kesempatan yang
lebih banyak untuk membuat sensasi kepada masyarakat luas, baik itu
untuk kepentingan politik bagi dirinya sendiri ataupun karena hal
lain. Sensasi yang dilakukan oleh para tokoh politik bisa berupa aksi
yang pro rakyat, bisa melalui inovasi baru dengan mengeluarkan
kebijakan-kebijakan baru, bisa berupa aksi sosial yang peduli rakyat,
atau dengan cara yang lain. Masing-masing dari sensasi yang diberikan
oleh para tokoh politik pasti mempunyai tujuan dan maksud tertentu.
Ada yang memang murni karena keinginan, ada juga yang karena
kepentingan politik, seperti halnya pencitraan dan lain sebagainya.
Setelah
adanya sensasi yang ditimbulkan oleh para tokoh politik, pasti akan
muncul yang namanya persepsi publik. Ada bemacam-macam persepsi yang
akan masyarakat berikan sebagai tanggapan adanya sensasi tersebut.
Hal ini dikarenakan kemampuan masyarakat yang berbeda-beda mengenai
sensai itu, dan juga dipengaruhi oleh kepribadian masing-masing
anggota masyarakat. Seseorang yang mempunyai kepribadian yang kritis
akan dengan cepat tanggap terhadap sensasi itu. Mereka akan mengolah
dengan sedemikian rupa dan tidak menerimanya dengan mentah-mentah.
Jenis orang-orang seperti ini akan sangat sulit diprovokasi. Mereka
cenderung berpikiran panjang, dan berorientasi pada tujuan, manfaat,
dan kerugian. Berbeda dengan orang-orang yang mempunyai kepribadian
cenderung berpikir pendek, mereka akan membiarkan sensasi itu
mempengaruhi pola pikiran mereka, sehingga akan dengan sangat mudah
mengambil tindakan. Orang-orang seperti ini tentunya akan sangat
mudah teprovokasi.
Setelah
adanya sensasi, manusia akan menerimanya untuk kemudian dicerna
secara akal sehat, dan akan muncul yang namanya reaksi. Reaksi bisa
diartikan sebagai aksi yang disebabkan oleh adanya aksi lain yang
lebih dulu terjadi. Karena kepribadiansetiap orang berbeda, maka
pemikian mereka pun akan berbeda. Hal ini dapat dilihat dari berbagai
macam reaki yang ditimbulkan oleh adanya sebuah sensasi.
Psikologi
merupakan ilmu yang mempunyai peran penting dalam bidang politik,
terutama yang dinamakan “massapsikologi”.
Justru
karena prinsip-prinsip politik lebih luas daripada prinsip-prinsip
hukum yang meliputi banyak hal yang berbeda di luar hukum dan masuk
dalam yang lazim dinamakan kebijaksanaan, bagi para politik, sangat
penting apabila mereka dapat menyelami kedalam jiwa dari rakyat pada
umumnya, dan golangan tertentu pada khususnya, bahkan juga dari oknum
tertentu.
Kerap
terdengar suara dalam masyarakat bahwa tindakan tertentu pemerintah
dinyatakan psikologis kurangbaik. Biasanya, suara seperti ini tidak
dijelaskan lebih lanjut, dan orang-orang dianggap dapat menangkap apa
yang dimaksudkan. Selain memberi berbagai pandangan baru dalam
penelitian mengenai kepemimpinan psikologi sosial dapat pula
menerangkan sikap dan reaksi kelompok terhadap keadaan yang
dianggapnya baru, asing ataupun berlawanan dengan konsentrasi
masyarakat mengenai gejala sosial tertentu.
Psikologi
juga bisa menjelaskan bagaimana sikap (attitude) dan harapan
(expectation) masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkah laku
yang berpegang teguh pada tuntutan sosial (conformity). Salah satu
konsep psikologi yang digunakan untuk menjelaskan prilaku untuk
memilih pada pemilihan umum adalah berupa identifikasi partai. Konsep
ini merujuk pada konsepsi pemilih atau partai-partai yang ada atau
keterikatan emosional pemilih terhadap partait ertentu.
Untuk
memahami perilaku, bisa digunakan beberapa pendekatan. Namun selama
ini, penjelasan teoritis tentang voting behavior didasarkan pada dua
model atau pendekatan.,yaitu pendekatan sosiologi dan pendkatan
psikologi (Asfar, 1996).
Dalam
hal pendekatan psikologis, seperti namanya, pendekatan ini
menggunakan dan mengembangkan konsep psikologi, terutama konsep sikap
dan sosialisasi untuk menjelaskan pilihan karna pengaruh kekuatan
psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari proses
sosialisasi. Mereka menjelaskan bahwa sikap seseorang mempengaruhi
pemilih.
3.2.
INTERAKSI SOSIAL MELALUI DEBAT TERBUKA
Pada
saat dilaksanakannya debat terbuka pemilihan presiden EM Universitas
Brawijaya para calon kandidat menyampaikan visi dan misi kepada
mahasiswa Universitas Brawijaya. Secara tidak langsung para calon
kandidat telah melakukan interaksi sosial kepada mahasiswa
Universitas Brawijaya. Disinilah terjadi hubungan timbal balik antara
para calon kandidat dengan audiens. Interaksi yang terjadi bukanlah
interkasi satu arah namun interaksi dua arah.
3.3.
EMOSI YANG MUNCUL PADA DEBAT TERBUKA
Pada
saat dilaksanakannya debat terbuka calon kandidat presiden EM
Universitas Brawijaya tidak sedikit emosi yang muncul pada mahasiswa
Universitas Brawijaya yang mendukung calonnya masing-masing. Pada
saat calon kandidat presiden EM Universitas Brawijaya satu persatu
menyampaikan visi dan misinya, para pendukung berteriak histeris,
bagi para pendukungnya menyemangati calon kandidatnya sedangkan yang
tidak mendukung menyorak-nyoraki sambil meremehkan satu sama lain.
Itulah emosi yang ditimbulkan mahasiswa Universitas Brawijaya pada
saat debat terbuka pemilihan calon kandidat EM Universitas Brawijaya.
3.4.
PERSEPSI DAN SENSASI YANG MUNCUL DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
Sensasi
yang muncul di kalangan mahsiswa UB yang bermacam-macam menghasilkan
presepsi yang bermacam-macam juga hal ini di sebabkan karena proses
penerimaan informasi yang di lakukan mahsiswa yang juga berbeda-beda.
Proses penerimaan informasi tersebut di pengaruhi banyak factor
terutama factor pengalaman dan kendekatan. Misalnya saja ketika kita
hanya dekat dan mengenal salah satu calon dari berbagai calon yang
ada otomatis kita hanya meyakini calon yang kita kenal itu adalah
yang terbaik padahal hal tersebut belum bisa kita pastikan karena
kita belum menbandingkannya dengan calon yang lain.
Dari
proses tadi akan menghasilkan presepsi yang berbeda-beda terkhusus
pada masing-masing pendukung calon kandidat. Mereka akan berpendapat
bahwa calon yang mereka calonkan itu lebih baik dibandingkan dengan
calon-calon yang lain. Sehingga dari presepsi itu akan menghasilkan
pandangan yang berbeda-beda dari masing-masing calon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar